Demak, 20/9 (Jatengday.com) – Penanggulangan dampak air pasang (rob) hingga abrasi yang terjadi diwilayah pesisir pantai utara Jawa Tengah khususnya wilayah kecamatan Sayung, Kabupaten Demak dibutuhkan langkah keseriusan yang benar -benar matang, mengingat berbagai cara sudah dilakukan untuk mengatasinya namun rob tetap saja terjadi hingga masyarakat terdampak rob dan abrasi menganggap hal tersebut sebuah aktifitas keseharian yang wajib dirasakaannya. Oleh sebab itu perlu terobsan yang berdampak positif bagi masyarakat terdampak, salah satunya diadakannya sayembara penanganan rob, hal tersebut dikatakan Kabid Sumer Daya Alam Kabupaten Demak, Mahiswara Winarti.
“Maksud dari sayembara adalah mencari gambaran atau format yang tepat seperti apa kira-kira pembangunan yang bisa dilaksanakan. Dengan demikian, ketika ada pendanaan termasuk dari pihak luar, maka kita sudah ada grand design atau semacam blue print yang pasti,” tuturnya.
Setidaknya ada Tiga desa di Kecamatan Sayung menjadi perhatian diantaranya, Desa Bedon, Tugu dan Timbulsloko, dimana ketiga desa tersebut dapak rob dan abrasinya tergolong sangat parah dan bisa dibilang kritis, tidak hanya berdampak pada material seperti terendamnya rumah dan akses jalan utama desa, dampak sosial mereka seara otomatisj juga ikut terganggu.
“ Pada Intinya, pesisir Sayung ini mau diapakan dalam jangka panjang. Konsepnya seperti apa dan lainnya. Pada prinsipnya, Pemkab Demak tidak ingin ada desa yang kembali tenggelam oleh air rob. Maka, kita berupaya untuk mencegah hilangnya desa ini dengan penanganan yang komprehensif,”ujarnya.
Winiarti menambahkan, sebelumnya Pemkab Demak juga telah berpikir bagaimana dalam penanganan dampak rob ini warga yang terkena langsung dilakukan relokasi. Namun, karena relokasi ini membutuhkan biaya besar serta harus ada lokasi baru yang akan ditempati, maka hingga kini relokasi belum terealisasi. Pasalnya, masyarakat juga maih enggan untuk berpindah tempat tinggal.
“Jadi, masih banyak kendala. Nah, yang terpenting adalah penanganan rob untuk sementara ini sudah dibahas di Bappeda Provinsi Jateng termasuk adanya sayembara penanganan itu. Sayembara ini diadakan karena kita tidak ingin kehilangan desa lagi akibat rob. Kita lakukan langkah penyelamatan,”ujar dia.
Pengambilan langkah cepat, Lanjut Winarti, sekarang inilah waktu yang tepat dan jangan ditunda dan bahkan hanya sekedar wajana belaka jika tidak mau tiga desa tersebut hilang dimakan tingginya air pasang yang semakin tak terkontro, 0leh sebab itu blue print yang dibuat Bappeda Provinsi Jateng ini nanti kita harapkan bersama bisa menjadi acuan yang pasti dalam penanganan bencana di pesisir Demak tersebut,pungkasnya.